Sejarah

|
Tahun 1408 Konstitusi Oxford, melarang untuk menerjemahkan bible ke dalam bahasa inggris dalam upaya untuk menekan kebangkitan lutheranism, seorang William Tyndale (mati di bakar hidup hidup/burn at the stake oleh gereja pada 6 October 1535) tidak setuju dengan konstitusi tsb dan pernah berdebat dengan pihak konstitusi tsb:
 "Aku berkata kepadamu," kata imam, "Alkitab adalah sebuah labirin, buku sulap, dimana semua orang menemukan apa yang dia inginkan."
Tyndale menjawab , "... itu adalah sebuah buku yang jelas bagi Anda, semak duri di mana Anda hanya melarikan diri dari puteri malu untuk ditangkap dalam semak berduri." "Tidak," seru seorang imam lain, "Tidak ada yang jelas bagi kita, melainkan kita (Gereja) yang memberikan Kitab Suci, dan kita yang menjelaskan kepada Anda."
Tyndale menjawab, "Apakah Anda tahu siapa mengajarkan elang untuk mengintai mangsanya? Nah, Tuhan yang sama mengajarkan anak-anak kelaparan-Nya untuk mengintai Tuhan mereka dan menelusuri jalan kaki-Nya dan mengikuti ... Dan untuk Anda, yang telah memberikan kita Alkitab, itu adalah Anda yang telah menyembunyikan alkitab dari kita, itu adalah Anda yang membakar orang-orang yang mengajar alkitab dan jika Anda bisa Anda akan membakar Kitab Suci itu sendiri ". (William Tyndale, oleh J.R. Broome, halaman 5-6.)
Tyndale menyebut Roma Katolik sebagai “sebuah sarang burung yang najis”. Tyndale juga dengan berani melanggar hukum Roma yang melarang penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa umat sehari-hari tanpa izin gereja. Ketika Perjanjian Baru Tyndale diselundupkan masuk ke Inggris (karena otoritas Roma Katolik di sana melarang distribusinya), sejumlah besar disita dan dibakar, mulai dari tahun 1526. Hingga tahun 1528, penjara penuh dengan orang-orang yang “kejahatannya” adalah membaca Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris, dan pada tahun 1529 Thomas Hitton menjadi yang pertama dari sederetan panjang orang percaya yang dibakar di tiang karena memiliki Alkitab Tyndale. (Orang-orang lain sudah banyak yang dibakar karena memiliki Alkitab Wycliffe).
Pada Mei 1535, Tyndale ditangkap karena “kesesatan-kesesatan”nya dan karena keberaniannya melanggar hukum Paus. Setelah dipenjara hampir satu setengah tahun di penjara yang dingin dan gelap di kastil Vilvoorde, William Tyndale akhirnya dibawa keluar ke lapangan umum, dicekik, dan tubuhnya dibakar. Otoritas Roma Katolik juga membakar John Rogers, penerjemah dari Alkitab Matthew, satu lagi pendahulu King James 1611.
Video kisah william tyndale https://m.youtube.com/watch?v=yPOb_pmHp3M

Comte Henry Descartes (Ilmuwan Perancis, th 1669) menyatakan :
"Saya tidak tahu apa yang akan di katakan oleh kaum Muslimin, seandainya mereka mengetahui kisah-kisah abad pertengahan dan memahami apa yang terdapat dalam nyanyian-nyanyian orang Kristen. Sesungguhnya seluruh nyanyian Gereja sebelum abad ke 12 M, bersumber dari pikiran yang menyebabkan timbulnya Perang Salib. Seluruh nyanyian Gereja di balut dengan kebusukan dendam terhadap kaum Muslimin dan agamanya. Dalam syair-syair lagu itu di masukkan dogma-dogma aib berupa kisah-kisah yang menentang agama Islam dan mengkokohkan kekeliruan pemahaman orang-orang Kristen yang hingga hari ini masih tetap ada. Setiap penggubah lagu menyiapkan lirik yang menempatkan kaum Muslimin menjadi kaum musyrik, tidak beriman dan penyembah berhala yang murtad".

Pada tanggal 20 Januari 1600, Paus Clement VIII menyatakan Giordano Bruno sesat dan otoritas Inkuisisi mengeluarkan hukuman mati. Menurut korespondensi satu Gaspar Schopp Breslau, ia dikatakan telah membuat gerakan mengancam terhadap hakim dengan menjawab:"Maiori Forsan cum timore sententiam dalam diriku fertis quam ego accipiam (Mungkin Anda mengucapkan kalimat ini terhadap saya dengan rasa takut lebih besar daripada yang saya menerimanya)."
Dia diserahkan kepada otoritas sekuler dan, pada 17 Februari 1600 Campo de 'Fiori, alun-alun Romawi pasar sentral, "lidahnya dipenjara karena kata-katanya jahat" (menurut sejarawan lain lidahya di hancurkan dulu) ia dibakar hidup hidup, abu-Nya yang dibuang ke sungai Tiber.

Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung  Nicolaus Copernicus mengenai heliocentris peredaran bumi adalah bulat mengelilingi matahari dan matahari sebagai sistem tatasurya.
Akibat pandangannya yang disebut itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang bumi adalah bulat dan matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah datar dan pusat alam semesta.
"yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya." mazmur 104:5
Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 (395 tahun kemudian) Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.

Kritik ke kristenan secara luas itu sudah dimulai sejak abad pertengahan pada masa kegelapan eropa "the dark edge of europe" dimana ketika itu gereja menguasai semua sisi pemerintahan negara negara eropa dan menampakan wajah aslinya yang sangat biadab hingga sejarah mencatat bahwa pada masa INQUISISI saja sudah ratusan ribu orang orang eropa yang di bakar hidup hidup ama gereja roma termasuk ilmuwan ilmuwan eropa seperti GIORDANO BRUNO dan GALILEO GALILEI dan juga WILLIAM TYNDALE karena mereka menolak aturan gereja  katolik roma hingga menimbulkan gerakan protes besar besaran yang dipimpin oleh Marthin Luther yang pada akhirnya mendirikan aliran kristen yang lepas dari kekuasaan gereja katolik roma pada tahun 1517 dan dengan berani merubah beberapa bagian dari bible, langkah Marthin Luther inilah yang menghasilkan agama baru yaitu Kristen Protestan.

Isapan jempol agama "kasih"
Slogan "kasih" yang selalu di promosikan ama kristen sejatinya tidak pernah di kenal sampai akhir perang dunia ke II yang di duga merenggut 65 juta nyawa itu, dan fakta sejarah malah menyebutkan bahwa sejak abad pertengahan kristen katolik itulah yang mencetuskan gerakan INQUISISI yang konon sudah merenggut nyawa satu juta lebih korban yang kebanyakan adalah kaum muslim dan yahudi dan kristen yang tidak sealiran dengan katolik seperti aliran lutheran atau protestan termasuk ilmuwan GIORDANO BRUNO dan  WILLIAM TYNDALE yang dibakar hidup hidup ama gereja roma. Disusul dengan instruksi gereja untuk penjajahan dengan misi GOLD GLORY N GOSPEL ke negara negara lemah termasuk indonesia yang bersamaan dengan jaman perbudakan ketika kristen eropa menjajah benua amerika dan melegalkan perbudakan yang menculik 10 juta lebih orang orang kulit hitam dari afrika dan 1,5 juta lebih budak budak yang mereka tawan itu berakhir dengan penuh penderitaan dikedalaman samudra atlantic.

Peter the Hermit, 24 Juni 1096 di Semlin, Hongaria., Ribuan orang dibunuh oleh pasukan Salib dalam perjalanan mereka untuk merebut Yerusalem. Tidak seperti di kota-kota Kristen lainnya, sesampainya di Hongaria dan Bulgaria ini, sambutan terhadap pasukan Salib sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun sama-sama beragama Kristen, mereka tidak senang dan melakukan pembalasan. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300.000 orang pasukan Salib itu hanya 100.000 orang saja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib Peter the Hermit (The Crusades, by Nigel Kelly, John Child, Martyn Wittock)

2. Pada 9 September 1096 di Nikaia
Xerigordon (dahulu wilayah Turki) ribuan orang juga dibunuh. Dan ketika menaklukan Antiochia di tahun yang sama antara 10.000-60.000 pria-wanita dan anak-anak juga dibunuh oleh pasukan Salib Kristen.

3. Tahun 1205
Paus Innocent kedua yang lain menyingkirkan King John of England karena menyerang beberapa orang uskup. Akhirnya John terpaksa mengirimkan pesan kepada Paus dengan kata-kata sbb: “Seorang utusan angelik, atas nama Inggris dan Irlandia, mendoakan Yesus dan pengikutnya, penaung kami Paus Innocent, dan seluruh penerus katoliknya.
Sejak hari ini, kami menjadikan kerajaan ini sebagai penganut setia Paus dan hierarkinya. Kami telah menganggarkan 1.000 pound Inggris untuk disumbangkan kepada kotak gereja setiap tahunnya. 500 pound diberikan setengah tahun sekali, dalam bentuk uang perak. Jika saya atau pengganti saya yang berada di tahta Inggris melanggar perjanjian ini, dengan sendirinya kami akan kehilangan kekuasaan Inggris.”. Surat John ini bisa dibaca pada buku karya Marcel Cache berjudul Social History, jilid dua. Di halaman 123 buku tersebut, tertulis juga bahwa pada periode ini, 5 juta orang dihukum karena melanggar fikiran ortodoks atau menentang titah Paus. Mereka dihukum gantung atau mereka dicampakkan ke dalam penjara yang mirip sumur gelap. Dalam tempo 18 tahun, antara tahun 1481-1499, mahkamah gereja telah membakar hidup-hidup 1.020 orang. 6.860 orang digergaji hingga hancur lebur dan 97.023 orang disiksa hingga mati.

AGAMA KANIBAL 
karena pada 11 Desember 1098 di Marra (Maraat an-numan), setelah membunuh ribuan orang, karena kelaparan berkepanjangan maka mayat musuh yang sudah membusuk dimakan oleh Pasukan Salib Kristen, fakta ini dibeberkan oleh Albert Aquensis. Hal ini telah diakui sendiri oleh pasukan salib tersebut dalam surat mereka kepada Paus. Tidak hanya sangat sadis dan keji, ternyata pasukan Kristen pun kanibal, doyan memakan daging manusia. Benar-benar tak ada tandingannya memang kebiadaban pasukan salib Kristen itu. Manusia biasa tentu tidak sanggup melakukan berbagai macam kekejaman dan kebiadaban tak henti-henti dengan berbagai macam cara seperti itu, hanya Kristen yang sanggup.

4. Tahun 1209
Perang Salib Albigensia diumumkan oleh Paus Innocent III terhadap para pembangkang agama di Prancis Selatan. Pada tahun 1209 ini terjadi pembantaian terhadap Kelompok Cathary oleh Paus Innocent III, karena menolak konsep ketuhanan Yesus. Sejak awal mula perkembangan Kristen, banyak sekali aliran yang tidak mengakui Ketuhanan Jesus. Contohnya, adalah satu kelompok yang bernama Cathary yang hidup di Selatan Perancis. Kelompok Cathary adalah penganut Catharism, satu kelompok heresy radikal di Zaman Pertengahan. Cathary percaya bahwa karena daging adalah jahat, maka Kristus tidak mungkin menjelma dalam tubuh manusia. Karena itu, Kristus tidaklah disalib dan dibangkitkan. Dalam ajaran Cathary, Yesus bukanlah Tuhan, tapi Malaikat. Untuk memperhambakan manusia, tuhan yang jahat menciptakan gereja, yang mempertontonkan “sihirnya” dengan mengejar kekuasaan dan kekayaan. Ketika kaum ini tidak dapat disadarkan dengan persuasif, Paus Innocent III menyerukan kepada raja-raja untuk memusnahkan mereka dengan senjata, sehingga ribuan orang penganut aliran Cathary ini dibantai.

5. 27 Mei 1234
Sekitar 5000 sampai 11.000 Petani karena menolak membayar pajak Gereja yang mencekik leher.
Jangan heran melihat betapa semangatnya orang-orang Kristen untuk menghabisi nyawa orang lain tak henti-henti. Karena ajaran dan perintah-perintah untuk melakukan hal itu memang ada dalam Alkitab mereka, kitab iblis itu. Dua Tuhan mereka, baik yang bapak maupun anak juga telah menunjukkan sendiri kebiadaban dan kebrutalan mereka. Sedangkan oknum Tuhan yang ketiga -Tuhan Roh Kudus- selalu membimbing dalam setiap perusakan, penyiksaan, pembantaian, pemerkosaan dan segala kebiadaban lainnya yang dilakukan oleh orang Kristen.

6. Tahun 1524-1526. Kekejaman Gereja di Jerman.
Kala itu gereja di Jerman begitu manunggal dengan negara dan sekelompok petani yang telah lama merasa tertindas melakukan pemberontakan. Tokohnya, Thomas Munzer, seorang pengkhotbah radikal, menyatakan bahwa para petani dan buruh tambang lebih bisa memahami Injil ketimbang para pastor. Kata-kata Munzer membuat dada para petani gemeretak dan mereka menjadi semakin bulat menantang. Tapi sementara pasukan petani hanya mengandalkan artileri bikinan sendiri ditambah doa dan pidato, pasukan para pangeran menggebuk Kota Frankenhausen dengan kanon. Syahdan, 5.000 orang yang dikalahkan dibunuh, 300 tawanan dijatuhi hukuman mati. Ketika istri-istri mereka meminta ampun, permohonan itu disetujui dengan syarat. Wanita-wanita itu harus menghantam kepala dua pendeta yang menganjurkan pemberontakan, sampai otaknya muncrat. Mereka setuju. Akhirnya pemberontakan pun padam, setelah 130.000 petani tewas.(Goenawan Muhamad, 1991:164,165, 170-171, 210-211).

7. Tahun 1572
Pembantaian pada hari St.Bartolomeus, orang Protestan Prancis dibantai secara massal oleh Catherina de Medici. Pembantaian ini merupakan salah satu peristiwa yang secara fatal menghancurkan gerakan kaum Protestan di Prancis. Raja Prancis dengan cerdik mengatur pernikahan antara adik perempuannya dengan Laksamana Coligny, seorang pemimpin kaum Protestan. Pesta pernikahan dirayakan dengan besar-besaran. Setelah empat hari berpesta, para serdadu diberi  tanda. Pukul 12 malam, semua rumah kaum Protestan di seluruh kota Paris didobrak satu per satu. Coligny dibunuh, tubuhnya dibuang ke jalan melalui jendela, kemudian kepalanya dipenggal dan dikirimkan kepada Paus. Mereka juga memotong tangan dan alat kelaminnya dan menyeretnya sepanjang jalan kota Paris selama tiga hari dan akhirnya tubuhnya digantung di dekat bukit yang terletak di luar kota tersebut. Mereka juga membantai semua orang yang diketahui beragama Protestan. Selama tiga hari pertama, lebih dari 10.000 orang dibunuh. Tubuh orang-orang yang sudah mati itu dibuang ke sungai dan darah mengalir di seluruh jalan-jalan di kota menuju ke sungai sehingga seperti membentuk aliran sungai darah. Karena kemarahan yang meluap-luap, mereka juga membunuh pengikut mereka sendiri kalau mereka dicurigai tidak mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap paus. Dari Paris, pembunuhan menyebar ke seluruh bagian Perancis. Lebih dari 8.000 orang dibunuh. Hanya sedikit orang Protestan yang selamat dari kemarahan para penganiaya itu.

8. Tanggal 5 April 1585 sebuah tragedi pembunuhan massal terjadi di Harlem, Belanda
Tragedi yang juga dikenal dengan nama Tragedi Harlem ini terjadi saat Raja Spanyol Philip II menginstruksikan represi secara meluas atas rakyat Belanda yang kemudian berpuncak dengan pembunuhan di Harlem itu. Dalam kasus tersebut, sekitar 6.000  aktivis kemerdekaan Belanda dibunuh oleh tentara Spanyol. Perjuangan rakyat Belanda untuk meraih kemerdekaannya akhirnya mencapai hasil pada tahun 1609.

9. Tahun 1618-1648. Perang 30 tahun antara Katolik lawan Protestan di Eropa. Ribuan orang telah dibantai.
Ada banyak wilayah, dinasti, dan isu agama yang melatarbelakangi perang ini, namun secara keseluruhan “Perang 30 Tahun” ini adalah perang antara pangeran-pangeran Jerman Protestan yang beraliansi dengan kekuatan-kekuatan asing, yaitu  Perancis, Swedia, Denmark, dan Inggris, melawan kekuatan Imperium Katolik Romawi. Selain kafir orang-orang Kristen memang biadab dan haus darah.

10. 23 Oktober 1641
Pembantaian Katolik terhadap Protestan di Irlandia. Para konspirator memilih tanggal 23 Oktober, pada perayaan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit.
Mereka merencanakan pemberontakan besar di seluruh negeri. Semua orang Kristen (Protestan) akan dibunuh semuanya. Untuk mengendorkan kewaspadaan mereka, keramahtamahan ekstra diperlihatkan kepada kaum Protestan. Pagi harinya, para konspirator dipersenjatai dan setiap orang Protestan yang mereka temui langsung dibunuh. Bahkan orang cacatpun tidak diberi ampun.
Kaum Protestan Irlandia terkejut. Selama ini mereka hidup damai dan aman selama bertahun-tahun tetapi sekarang tidak ada tempat untuk menyelamatkan diri. Mereka dibunuh oleh tetangga sendiri, teman dan bahkan oleh saudaranya sendiri.
Tetapi kematian bukanlah hal yang mereka takuti. Para wanita diikat ditiang-tiang, ditelanjangi sampai pinggang, dadanya dipotong dengan pedang dan dibiarkan mati kehabisan darah. Wanita yang sedang hamil diikat pada cabang pohon, bayi mereka yang belum lahir dibelah dan diberikan kepada anjing sedangkan para suaminya dipaksa menyaksikan kekejaman itu. Pada pembantaian massal di hari perayaan St.Bartholomeus ini, 40.000 orang Protestan tewas dibantai oleh orang-orang Katolik.

11. Sekitar tahun 1890 sampai 1901
kira-kira 1300 orang kulit hitam telah dibunuh tanpa bicara oleh Ku Klux Klan di Amerika. Hasil daripada pelaksanaan ini orang-orang kulit hitam telah mulai memberontak di beberapa negeri di Amerika.
Berkaitan dengan budak, silahkan baca sekelumit artikel tentang perbudakan berikut ini. Dibalik konsep rasialisme keji ala Kristen itu, ternyata musik gereja Gospel itu berasal dari kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen kulit putih terhadap budak-budaknya!.

Konsep rasialisme yang ada sekarang, mulai muncul pada abad ke-XVI ketika perdagangan budak mulai berkembang. Budak-budak didatangkan dari Afrika menuju Eropa atau Amerika. Para pedagang budak yang hampir semuanya Kristen itu menyebarkan paham bahwa masyarakat kulit hitam (ras Afrika) adalah ras yang terkuat namun inferior, sehingga cocok untuk mengerjakan pekerjaan kasar dan harus tunduk pada perintah. Pandangan inferioritas ini sama dengan yang terjadi pada masa Romawi dan Yunani.
Diperkirakan 11,8 juta rakyat Afrika diperdagangkan selama masa Perdagangan Budak Atlantik, di mana sekitar 10 sampai 20% nya tewas dalam perjalanan menyeberangi samudera Atlantik. Pada abad 19, tercatat bahwa 90% budak belian adalah anak-anak. Beberapa negeri Kristen telah menjadi kaya raya karena perdagangan budak ini. Perbudakan Afrika adalah saudara kembar kolonialisme di benua itu.
Bahkan ada satu fakta menarik, bahwa musik Rap yang kita kenal sekarang ini adalah berasal dari budak-budak kulit hitam yang dipelihara oleh orang-orang Kristen kulit putih.

Kebanyakan buku, Acara Tv dan sejarawan mengatakan bahwa rap di buat atau diciptakan di Bronx, tapi ini tidak sepenuhnya betul. Rap Amerika yang kita tau sekarang dimulai sekitar 1970 di Boogie Down Bronx. Untuk mengerti secara keseluruhan, kita harus kembali ke masa lampau: dimulai di Afrika. Di Afrika -untuk lebih spesifik- Suku-suku disana mengabadikan sejarah mereka dalam bait-bait ritmik dan nyanyian.
Karena ada banyak suku-suku, banyak terdapat bahasa daerah dan suku-suku yang bahasa mereka seringnya tidak dibuang/dilupakan. Jadi, untuk menjaga sejarah dan legenda mereka menggunakan lagu dan ritmik untuk menceritakannya. Karena pedagang budak kulit putih datang dan memisahkan mereka dari keluarga dan suku mereka.

Orang Afrika asli membawa cerita dan rima mereka bersama pedagang budak eropa. Mereka (pedagang budak)tidak mengijinkan para budak bicara menggunakan ”Bahasa Ibu” (bahasa afrika asli). Para pedagang budak itu berpikir bahwa mereka berencana untuk membuat rusuh. Walaupun mereka dirantai, tapi mereka diperbolehkan untuk menyanyi. Ini membuat para budak bertahan hidup dan merasa lebih baik. Para budak wanita di perkosa dan sering kali hamil oleh crew (para pembantu pedagang budak). Budak wanita dijadikan bonus buat para crew. Perjalanan seperti ini bisa memakan waktu hingga sebulan.
Dan bila dari sekitar 1000 budak, ada 600-700 budak yang selamat, itu adalah perjalanan yang bagus. Dan bila budak wanita hamil maka mereka akan mendapatkan harga yang lebih baik (karena ada tambahan bayi dalam kandungan budak wanita). Lalu orang-orang Kristen/para majikan alias pemilik budak itu berlaku sama untuk mendapatkan lebih banyak budak, yaitu memperkosa budak wanita hingga hamil dan anak hasil perbuatan itu dijadikan budak lagi. Mereka, para majikan bahkan memberikan tamu mereka satu atau dua wanita untuk teman tidur…

Ketika mereka menyanyi mereka bekerja lebih giat karena isi nyanyiannya adalah tentang dari mana mereka berasal dan sejarah suku-suku mereka. Waktu selanjutnya, karena majikan bersifat lebih lunak, para budak diperbolehkan libur setiap hari minggu. Pada hari minggu tersebut, para budak pergi ke gereja dan menyanyikan lagu kebebasan. Hal ini kemudian berubah menjadi paduan suara Gospel.
Jadi musik Gospel Gereja berasal dari pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan orang-orang Kristen terhadap budak-budak kulit hitam! Yesus pasti tersenyum bangga melihat buah hasil akibat pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan oleh para pengikutnya ini!

12. Perang Dunia I (1914-1919). Jutaan orang terbunuh akibat keganasan orang-orang Kristen.
Perang dunia pertama berlangsung selama 1.565 hari. 9 juta manusia tewas. Tepatnya dalam buku Guinness Book of Records disebutkan bahwa Perang Dunia I menelan korban 9.700.000 jiwa, 22 juta cacat dan tidak dapat bekerja seumur hidup. Demikianlah statistik kerusakan dalam medan perang. Angka kematian dan kecederaan yang terjadi di kota-kota padat penduduk sebagai akibat sampingan perang tidak dapat dihitung. Angka biaya perang mencapai lebih dari $400 milyard. Peserta perang sebagian besar adalah negara-negara berpenduduk mayoritas beragama Kristen.

13. Tahun 1940
Orang-orang Kristen non Katolik di Krosia (bagian dari Yugoslavia yang mayoritas beragama Katolik) hanya diberi dua pilihan: pindah menjadi penganut agama Katolik atau mati. Gedung-gedung gereja mereka ditutup, dokumen-dokumen jemaat dimusnahkan, gedung-gedung yang masih berhubungan dengan kegiatan gereja dibakar habis.
Sering kali para umat Ortodoks ditangkap sewaktu mereka beribadat, dan disekap dalam gerejanya atau dalam aula-aula gereja sambil menunggu nasib mereka ditentukan: dipaksa pindah agama, dikirim ke kamp konsentrasi atau dieksekusi. Orang-orang yang selamat, biasanya hanya sedikit, akhirnya menggantung nasibnya kepada para Komandan Ustachi dan para padri Katolik yang bersama mereka.”
“Pembunuhan massal dilakukan dengan membunuh secara orang per orang, kebanyakan terjadi di daerah pinggiran kota. Para Ustachi sering menggunakan senjata-senjata primitif, seperti garpu, sekop, palu dan gergaji, untuk menyiksa korban-korban mereka tergantung dari hukuman yang diberikan. Mereka mematahkan kaki, menguliti tubuh dan janggut  korbannya, membuat buta korbannya dengan mengiris mata mereka dan bahkan mengeluarkan bola matanya.”

Informasi ini direkam dalam bentuk gambar dan kesaksian tersumpah para korban yang selamat. Mereka tidak membedakan antara anak-anak atau wanita. Sebagai contoh:’Di desa-desa antara Vlasenica dan Kladani tentara Nazi menemukan anak-anak yang disalib oleh Ustachi. Para pastor Katolik mendalangi pembunuhan anak-anak tersebut.’
Seorang pastor Katolik bernama Juric berkata, “Saat ini bukan merupakan suatu dosa jika membunuh anak berusia tujuh tahun kalau anak tersebut ternyata menghalangi gerakan Ustachi.” [Dari buku Teror Katolik Saat Ini (Catholic Terror Today) oleh Avro Manhattan]

Kemudian pada tahun 1941, Oustachis (Militan Katolik Kroasia) disewa oleh Mussolini untuk membantu Italia di pantai Adriatik. Tahun 1941, Hitler dan Mussolini menginvasi dan memecah Yugoslavia. Pavelitch dijadikan pemimpin “Negara Merdeka Kroasia”.
Tanggal 18 Mei 1941, Paus Pius XII menerima Pavelitch beserta rekan-rekannya. Pada hari itu juga, pembunuhan besar-besaran terhadap kaum Ortodoks Kroasia mencapai puncaknya, mereka dipaksa menganut paham Katolik. Para Oustachis juga memburu kaum minoritas Serbia. Andrija Artukovic adalah perancang utama dari pembunuhan besar-besaran tersebut.

14. 29 Agustus 1942
Kejahatan perang paling buruk, mungkin juga aneh, dilaksanakan oleh para anggota badan intelejen Ustachi. Dalam kasus Peter Brzica tidak diragukan lagi merupakan salah satu kejahatan yang paling dahsyat. Peter Brzica yang pernah mengenyam pendidikan di Fransiscan College di Siroki, Brijeg, Herzegovina, adalah seorang mahasiswa fakultas hukum, dan seorang anggota  organisasi Katolik “The Crusaders”.
Pada 29 Agustus 1942 malam, di kamp konsentrasi Jasenovac, perintah eksekusi dikeluarkan. Taruhan dilakukan siapa kira-kira yang akan melakukan eksekusi terhadap tahanan yang jumlahnya besar itu. Peter Brzica memotong leher 1.360 orang tahanan dengan pisau jagal yang dibuat khusus. Dia dinobatkan sebagai pemenang dan diangkat sebagai raja pemotong leher manusia. Sebuah jam emas, pelayanan kelas satu dan babi panggang serta anggur dihadiahkan kepadanya.

Kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ustachi jauh melampaui penyiksaan fisik yang kejam. Korban-korban mereka juga disiksa secara mental. Sebagai contoh adalah kebrutalan, yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yang disaksikan oleh beberapa saksi mata sehubungan dengan kejadian berikut ini.
Di Nevesinje, Ustachi menangkap sebuah keluarga Serbia yang terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak. Sang ibu dan keempat anaknya dipisahkan dari ayahnya. Selama tujuh hari mereka dibiarkan kelaparan dan kehausan. Kemudian Ustachi membawa sebuah daging panggang dan air minum yang banyak untuk ibu dan keempat anak tersebut. Karena sangat lapar, merekapun memakan habis daging panggang tersebut. Setelah mereka selesai, para Ustachi memberitahukan bahwa daging yang dimakan itu adalah tubuh ayah mereka. Ini adalah contoh dari kemarahan Vatikan yang lepas kendali. Ini adalah contoh dari kebiadaban Katolik yang tak bisa disangkal lagi.

15. Tahun 1942
Seorang biarawan ordo Fransiskan, Miroslav Filipovic, sebagai seorang pastor adalah komandan kamp konsentrasi di Jasenovac. Kamp konsentrasi ini merupakan kamp yang unik karena jumlah tahanan muda yang dikirim kesana. Tahun 1942 kamp ini menampung 24.000 tahanan orang muda Orthodoks. 12.000 diantaranya dibunuh dengan darah dingin. Banyak mayat-mayat anak-anak kecil yang mati kelaparan di kamp konsentrasi di Jasenovac.

Di Dubrovinick, Dalmatia, para prajurit fasis banyak yang mempunyai foto seorang Ustachi yang mengenakan dua buah kalung. Satu kalung merupakan untaian mata manusia, yang lainnya untaian lidah orang-orang Serbia Ortodoks yang dibunuh.

Pada tahun 1942 ini juga, Gereja Katolik akhirnya memang kemudian  terbukti terlibat kejahatan dalam Perang Dunia Kedua, karena membiarkan pembantaian atas 2300 warga Serbia di Kroasia, yang waktu itu bergabung dengan Yugoslavia.
Pembantaian yang terjadi pada tahun 1942 tersebut, menurut warga etnis Serbia, tak lepas dari peran rohaniawan gereja Katolik setempat. Seorang imam dari biara Petricevac saat itu diketahui memimpin sekumpulan fasis etnis Kroasia bersenjata untuk menyerbu suatu desa dan membunuh 1800 laki-laki dan 500 perempuan.

Total selama Perang Dunia II, Statistik menyebutkan bahwa 35 juta orang terbunuh (menurut Guinness Book of Records 54.800.000 jiwa), 20 juta kehilangan kaki-tangan, 17 juta liter darah tertumpahkan, 12 juta anak terlahir cacat, 13.000 sekolah dasar dan menengah, 6.000 universitas dan 8.000 laboratium sains telah musnah, serta 319 milyar peluru telah ditembakkan.

Perang Dunia I dan II yang telah mengakibatkan puluhan juta manusia matipun disebabkan oleh negara-negara Kristen seperti Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Amerika, dan lain-lain. Episode horror berbagai penyiksaan-penyiksaan dan penyembelihan umat manusia yang dilakukan oleh orang-orang Kristen sangat mewarnai sepanjang perang berlangsung. Setelah membantai puluhan juta manusia, anehnya mereka masih suka menuduh negara-negara Islam sebagai teroris. Padahal tidak ada satu negara Islam pun yang mengakibatkan puluhan juta manusia mati seperti mereka.

16. Pada 4 Mei 1978
tentara Afrika Selatan membunuh lebih dari 600 penduduk di Kamp pengungsi Kassinga di Namibia. Sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Tentu mereka tidak dianggap teroris oleh orang-orang Kristen, karena para pembantai biadab ini adalah pemeluk Kristen. Di Uganda, Tentara Pertahanan Tuhan (LRA) juga sering melakukan aksi terorisme. Namun karena mereka para pelaku pembantaian itu beragama Kristen, tentu hampir mustahil orang-orang Kristen memberi label “teroris” kepada mereka.
Bandingkan dengan stigma teroris yang mereka berikan kepada Amrozy atau Imam Samudera, walaupun jumlah korban yang (mungkin) mereka bunuh pada bom Bali 2002 lalu HANYA 200 orang. Padahal kejahatan yang dilakukan oleh Amrozy atau Imam Samudera itu LUAR BIASA KECILNYA kalau mau dibandingkan dengan kejahatan-kejahatan ULTRA-BIADAB baik secara kualitas maupun kuantitas yang dilakukan oleh Kristen.

17. Pada tahun 1980-an
banyak terjadi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Katolik di Irlandia Utara. Sir John Stevens, kepala Polisi Metropolitan Inggris, menyimpulkan bahwa pihak keamanan Inggris terlibat langsung dalam rangkaian pembunuhan tokoh-tokoh Katolik itu.
Dinas intelijen angkatan bersenjata Inggris dan polisi Irlandia Utara, yang sebagian besar anggotanya beragama Protestan, diberitakan menjalin kerja sama dengan organisasi teroris Protestan UDA. Sedikitnya dua aksi pembunuhan yang dilakukan UDA dihubungkan langsung dengan tentara Inggris dan polisi Irlandia Utara.
Sebenarnya isi laporan tidak terlalu mengejutkan. Ini hanya menguatkan isu-isu yang sudah lama beredar, bahwa tentara Inggris dan polisi Irlandia Utara tidak selalu berperan netral sewaktu perang saudara di tahun 1980-an.

18. April-Mei 1994
Terjadi aksi pembantaian besar-besaran di Rwanda oleh orang-orang Kristen Hutu terhadap Kristen Tutsi. Lebih dari 800.000 orang Tutsi tewas dibantai Hutu.
Rwanda adalah sebuah negara di Afrika yang berpenduduk mayoritas 70% beragama Kristen, yang terdiri dari pemeluk Katolik 58% dan Protestan 12%. Terbesar kedua adalah animisme dengan 23% dan Islam minoritas dengan 9% penganut. Berdasarkan etnis di Rwanda yang paling dominan adalah suku Hutu dengan 89%, disusul oleh suku Tutsi 10% dan Twa (Pigmy) 1%.

Di Rwanda kurang lebih 800.000 (sumber lain menyebutkan 1 juta) suku Tutsi menjadi korban pembantaian terencana oleh tokoh-tokoh militan suku Hutu, bahkan sebagian suku Hutu sendiri yang beraliran moderat, dalam arti tidak memusuhi suku Tutsi, juga menjadi korban pembantaian tersebut.
Kilas balik peristiwa, pada 6 April 1994 Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana kembali dari Tanzania untuk proses perdamaian. Pesawatnya ditembak jatuh oleh kelompok ekstrim anggota partainya sendiri saat mencoba mendarat di Kigali, ibukota Rwanda.

Kematian Habyarimana dijadikan alasan untuk menjalankan genosida. Radio nasional Rwanda dan beberapa radio swasta mengudarakan instruksi pada kelompok pembantai yang disebut interahamwe; yang artinya ‘mereka yang bertarung bersama’, dan secara terus-menerus meminta mereka melancarkan pembantaian itu.
Kelompok angkatan bersenjata Rwanda membantu aksi  interahamwe itu setiap kali para pembunuh itu menghadapi perlawanan kelompok Tutsi. Penyediaan alat transportasi dan bahan bakar membuat pasukan maut itu mampu mencapai daerah-daerah suku Tutsi yang cukup terisolasi.

“Anda harus bekerja lebih keras, kuburannya belum penuh,” dorong sebuah suara di radio. Bulan April 1994, ketika genosida (pembantaian etnis) mulai terjadi di Rwanda, masyarakat biasa seakan tak bisa lepas dari radio mereka. Di sebuah bagian dunia tempat kebanyakan masyarakatnya tidak punya saluran listrik, begitulah cara informasi tersebarkan. Namun di Rwanda di musim semi tersebut, stasiun-stasiun radio terkenal nampaknya hanya punya satu tujuan: untuk menghasut massa Hutu untuk membasmi kaum Tutsi para tetangga mereka.

Stasiun radio yang paling terkenal di antara semuanya adalah RTLM (Radio Televison des Milles Collines), Radio Televisi Ribuan Bukit. Stasiun ini dikenal karena para disc jockey-nya yang terbaik di Rwanda dan karena pencampuran musik Afrika yang menarik, program beritanya, dan analisa politiknya.
Didirikan tahun 1993 dan dimiliki oleh anggota keluarga dan teman-teman Presiden Habyarimana, stasiun ini memberikan khotbah berisikan pesan ekstrim tentang keunggulan kaum Hutu, namun kebanyakan masyarakat non-politik Rwanda mendengarkan stasiun ini karena musik yang mereka putarkan.
Dalam kenyataannya, hati dan pikiran mereka sedang dipersiapkan untuk melakukan genosida. Ketika pembunuhan dimulai tangal 6 April, apa yang telah diciptakan oleh para pemilik dan manager stasiun tersebut menjadi jelas-sebuah mimbar mengerikan darimana pesan untuk membunuh disebarkan ke seluruh Rwanda. RTLM-lah yang memberikan sinyal untuk memulai pembantaian atas bangsa Tutsi dan kaum Hutu yang moderat.

Tanggal 7 dan 8 April RTLM menyiarkan: “Anda harus membunuh [kaum Tutsi], mereka adalah kecoa …” Tanggal 13 Mei: “Anda yang sedang mendengarkan kami, bangkitlah agar kita dapat berjuang demi Rwanda kita… Bertempurlah dengam senjata yang Anda miliki; Anda yang memiliki panah, menggunakan panah, Anda yang memiliki tombak bertempurlah dengan tombak; Bawa alat-alat tradisional Anda … Kita semua harus melawan [bangsa Tutsi]; kita harus menghabisi mereka, membasmi mereka, buang mereka dari seluruh negara… Tidak boleh ada pengampunan bagi mereka, sama sekali.” Dan pada tanggal 2 Juli: “Saya tidak tahu apakah Tuhan akan membantu kita dalam membasmi [bangsa Tutsi]… namun kita harus bangkit untuk membasmi ras orang-orang jahat ini… Mereka harus dibasmi karena tidak ada cara lain.”
Pesan tersebut berhasil. Bulan Juli 1994, ketika kemenangan Tutsi  yang dipimpin Front Patriotis Rwanda (RPF) mengakhiri pembantaian tersebut, sejumlah 1 juta rakyat Rwanda -kebanyakan kaum Tutsi, namun juga kaum Hutu yang termasuk dalam partai-partai demokratis di Rwanda- telah terbunuh. Radio-radio telah dengan sangat suksesnya menghasut genosida tersebut. Jatuhnya hampir 1 juta korban jiwa dari peristiwa tersebut merupakan pelajaran dunia tentang kebiadaban Kristen yang kesekian kalinya.

19. 28 April 2002
Penyerangan dan pembantaian di desa Soya, Ambon.  Pada tanggal tersebut dua tahun lalu, terjadi pembantaian di pemukiman Kristen, desa Soya di Ambon. Dan yang menjadi korbannya adalah umat Kristen semua, belasan yang tewas dan luka-luka, termasuk seorang bayi yang tidak tahu apa-apa tewas dibantai dengan keji. Banyak rumah-rumah yang dibakar dan gerejapun dirusak oleh rombongan perusuh tersebut.
Ketika itu dengan lantangnya dan serempak seluruh umat Kristen di Maluku menuding Laskar Jihadlah pelaku yang berada di balik pembantaian itu. Bahkan tragedi pembantaian terhadap umat Kristen di Desa Soya dan ekses-ekses lainnya ini, termasuk yang paling diexpose  oleh media-media atau situs corong Kristen terutama yang gencar dilakukan oleh oknum Pendeta Cabul JL di situs Ambon Berdarah online, atau lebih tepatnya “ON-LIE”.

Walaupun tentu menjadi pertanyaan bagi kita semua, bagaimana mungkin Laskar Jihad atau apapun kelompok dari luar mampu untuk menerobos masuk kedalam desa Soya yang jalannya sulit dan berliku-liku itu tanpa diketahui oleh orang dalam desa tersebut? Ternyata jawabannya simpel: ORANG KRISTEN SENDIRILAH YANG MELAKUKAN PEMBANTAIAN TERHADAP SAUDARA SEIMANNYA SENDIRI ITU!

Tujuan mereka TEGA melakukan pembantaian terhadap umat dan gerejanya sendiri itu adalah supaya konflik di Maluku yang mereka ciptakan itu dapat terus berlangsung, syukur-syukur eskalasinya makin besar sehingga dapat mengundang kekuatan PBB pimpinan Si Setan Besar AS atau Si Pencium Pantat Setan Besar UK untuk masuk kesana.

Tujuan mereka sudah jelas, referendum bagi masyarakat Maluku! Dan melihat perimbangan populasi penduduk di Maluku yang sekarang sudah lebih banyak orang Kristennya, karena umat Islamnya banyak yang sudah mereka bantai dan para pendatang dari luar Maluku seperti Bugis, Makassar, Padang, Jawa dan lain-lain sudah banyak pulang ke daerah asalnya akibat konflik berdarah yang dilancarkan pasukan salibis ini, maka mereka yakin pihak Kristen akan unggul dalam referendum itu nanti. DASAR BIADAB KAU KRISTEN!

20. Tidak di Rwanda saja
Bulan Agustus 2004 lalu juga terjadi pembantaian terhadap ratusan suku Tutsi oleh suku Hutu di Burundi. Di Burundi, 67% rakyatnya adalah pemeluk agama Kristen dan 32% animisme. Suku Hutu merupakan mayoritas (seperti juga di Rwanda) dengan 85%, kedua terbanyak adalah Tutsi 14%, dan minoritas suku Twa (Pigmy) 1%.
Ratusan pengungsi Tutsi yang sedang tertidur lelap DIBANTAI oleh milisi-milisi suku Hutu di daerah perbatasan antara Rwanda-Burundi. Pemerintah Burundi menuduh milisi-milisi Hutu tersebut disupport atau setidaknya memiliki hubungan dengan teroris-teroris (Kristen) Hutu di Rwanda yang membantai 1 juta suku Tutsi disana tahun 1994.
Namun yang pasti, didukung atau tidak, memiliki hubungan atau tidak, mereka adalah orang-orang Kristen dan mereka biadab.


KEBIADABAN KRISTEN TERHADAP ISLAM [ FAKTA SEJARAH ]

1. Tahun 630 (8 H). Utusan Nabi Muhammad, Al-Harits ibu Umair al-Azady, yang membawa surat untuk pemimpin Bushro, dihadang dan diculik untuk selanjutnya Mdipenggal lehernya oleh pegawai Romawi atas perintah Kaisar Romawi, Heraklius. Padahal, membunuh duta merupakan kejahatan yang amat sama halnya dengan mengumumkan perang. Akibat kebiadaban kaisar Kristen ini timbullah perang Mut'ah dan perang Tabuk antara umat Islam melawan Kristen Romawi. Inilah konflik pertama kali antara umat Islam dengan orang Kristen. Dan seperti yang terpampang dalam sejarah, Kristen lah yang lebih dulu membunuhi umat Islam.

2. Tahun 1064. Rombongan peziarah Kristen sebanyak 7000 orang yang dipimpin oleh seorang Uskup telah menyerang orang-orang Arab dan Turki di Yerusalem.

3. 15 Juli 1099, Yerusalem ditaklukan. 60.000 orang dibunuh, terdiri dari orang-orang Yahudi, Muslim, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Dilukiskan oleh saksi mata Kengerian begitu dahsyat: "Kami harus berjalan didalam darah musuh kami sedalam mata kaki". Akhirnya pada 15 Juli 1099, Yerusalem (Baitul Maqdis) jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.

Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil Islam baik lelaki, perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristen yang sangat luar biasa itu telah dikutuk dan diakui oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa. Seorang ahli sejarah Prancis, Michaud berkata: "Pada saat penaklukan Yerusalem oleh orang Kristen tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Yerusalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang coba mengelak dari kematian dengan cara mengendap-endap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristen itu.

Tentara Salib yang menjadi tuan di Masjid Umar, di mana umat muslim coba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentara infanteri dan kavaleri berlarian dengan liar di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu menginjak-injak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang coba menyelamatkan diri dengan sia-sia."Raymond d'Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: "Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah di dalamnya mengenai lutut dan mencapai tali kekang kuda." Aksi pembantaian hanya berhenti beberapa saat saja, yakni ketika pasukan Salib itu berkumpul untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan mereka Yesus Kristus atas kemenangan mereka. Tapi begitu upacara perayaan itu selesai, pembantaian diteruskan dengan lebih ganas lagi.

Seterusnya Michaud berkata: "Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup-hidup, diseret dari tempat persembunyian bawah tanah, diseret ke hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan."Selanjutnya Michaud menambahkan: "Air mata wanita, tangisan anak-anak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu.Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan jumlahnya dengan perbudakan atau kerja paksa yang mengerikan."

Archbishop Tyre, saksi mata melukiskan peristiwa itu sbb:
"It was impossible to look upon the vast numbers of the slain without horror; everywhere lay fragments of human bodies, and the very ground was covered with the blood of the slain. It was not alone the spectacle of headless bodies and mutilated limbs strewn in all directions that roused the horror of all who looked upon them. Still more dreadful was it to gaze upon the victors themselves, dripping with blood from head to foot, an ominous sight which brought terror to all who met them. It is reported that within the Temple enclosure alone about ten thousand infidels perished."

"Adalah mustahil untuk melihat keatas angka-angka luas yang dibunuh tanpa kengerian; di mana-mana diletakkan bagian-bagian tubuh manusia, dan seluruh lantai telah tertutup oleh darah para korban. Itu tidak sendiri karena pertunjukan besar tubuh-tubuh tanpa kepala dan terpotong-potong yang ditaburkan di segala jurusan, benar-benar membuat kengerian bagi semua yang melihatnya. Meski demikian yang lebih seram adalah menatap atas para pemenang,  diri mereka menitikkan darah korban korban yang mereka bantai di seluruh badan mereka, suatu penglihatan yang tidak menyenangkan yang membawa teror bagi semua yang melihatnya. Itu dilaporkan di dalam lampiran kuil itu sendiri bahwa sekitar sepuluh ribu orang pengkhianat binasa."

Gustave Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristen sebagaimana kata-katanya: "Kaum Salib kita yang 'bertakwa' itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu pertemuan yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Yerusalem yang terdiri dari kaum Muslim dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristen yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlahnya mencapai 60.000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali."

Gustave Le Bon dalam bukunya "La Civilisation Islamique er Arabe" hal.407 juga mengatakan, "Kekejaman yang dilakukan oleh tentara salib terhadap kawan maupun lawan, tentara maupun rakyat sipil, wanita ataupun anak-anak, orang tua maupun anak muda, membuat mereka menduduki tempat teratas dalam sejarah kebiadaban".

Salah seorang saksi sejarah, Robert The Monk, menulis sbb:
"Tentara kami menyerbu seluruh lorong, medan, serta di atas bumbung-bumbung rumah yang bersambungan seperti singa yang kehilangan anaknya. Kami mencabik-cabik anak-anak dengan kejam. Kami membunuh orang tua dan muda dengan pedang. Untuk mempercepat kerja, kami menggunakan satu tali untuk mengantung leher beberapa orang."Tentara merampas dan merampok apa saja yang mereka temukan. Mereka bahkan merobek perut para korban untuk mencari emas dan uang. Apa saja yang ditemukan, mereka rampas. Akhirnya, Bohemond mengumpulkan semua yang selamat, lelaki ataupun perempuan, yang cacat dan tidak berdaya di dalam sebuah istana, dan membunuh mereka semua. Mereka meninggalkan yang muda untuk dijual di pasar budak Antiochia.

Godfrey Hardouinville melaporkan kepada Paus, "Di Yerusalem, umat Islam yang ditangkap, dibunuh oleh orang-orang kami di halaman kuil Solomon hingga kuil itu dipenuhi dengan darah yang menggenang sampai ke lutut."

Ahli sejarah Kristen yang lain, Mill, mengatakan: "Ketika itu diputuskan bahwa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diseret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Yerusalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh anak-anak yang terkoyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu." Penaklukan Yerusalem oleh tentara Salib benar-benar diwarnai dengan pembantaian yang tak pandang bulu (indiscriminate massacre). Kaum muslimin -meliputi semua umur dan jenis yang tak berdaya- dibantainya.

K. Hitti menuliskan, "Heaps of heads and hand feet were to be seen throughout the street and squares of the city." (Tumpukan dari kepala-kepala dan kaki tangan korban pembantaian dipamerkan di jalan-jalan dan di sudut-sudut kota).

Para ahli sejarah mencatat jumlah korban pembantaian itu sekitar 60.000 sampai 100.000 orang lebih. Peristiwa yang kejam ini, jika dibandingkan dengan penaklukan Shalahuddin al-Ayyubi dalam merebut kembali Yerusalem, tentu menimbulkan pertanyaan, "Benarkah motivasi agama (Kristen) menjiwai perang ini?".
Karena, berbeda 180 derajat dengan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Kristen, umat Islam sama sekali tidak melakukan pembantaian balasan ketika merebut kembali Yerusalem dibawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi. Padahal kristen membantai sangat banyak umat manusia ketika merebut Yerusalem, sementara Islam dibawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berperilaku jauh lebih mulia dan beradab daripada Kristen ketika merebut Yerusalem kembali. Benar-benar bertolak belakang sekali memang antara Islam dengan Kristen itu. Sikap Salahuddin ini menambah harum namanya, baik di mata lawan maupun kawan.

4. Tahun 1456. Pertempuran Belgrade 1456, 80.000 orang Turki dibunuh oleh orang-orang Kristen. Sampai disini saja entah sudah berapa banyaknya nyawa umat manusia yang telah dihabisi oleh orang Kristen. Umat Yahudi disembelih, umat Islam dibantai, bahkan umat seimanpun dihabisi juga oleh Kristen.Kekejaman dan kebiadaban Kristen memang terlalu spektakuler, mungkin sudah menjadi darah daging mereka untuk menghabisi nyawa orang. Buktinya jumlah manusia yang telah dibunuh oleh orang Kristen berkali-kali lipat lebih banyak daripada perbuatan sejenis yang dilakukan oleh umat Islam dan agama lainnya.

5. 3 Juni 1502, terjadilah pembunuhan massal di Kalikut, sebuah
kota pelabuhan di selatan India yang menjadi pusat perdagangan abad ke-16. Pembunuhan massal yang terjadi atas para pedagang Arab itu dilakukan oleh Vasco Da Gama seorang pelaut Portugis dan pasukannya. Awalnya, Vasco da Gama atas perintah raja Manuel dari Portugal, melakukan ekspedisi laut untuk mencapai India, salah satu tujuannya adalah untuk mencari rempah-rempah. Ekspedisi ini menggunakan empat kapal dengan 160 tentara dan pelaut.Mereka mengangkat sauh dari pelabuhan Lisabon tanggal 8 Juli 1497
dan tiba di pelabuhan Calicut pada tanggal 22 Mei 1498. Sebagaimana imperialis Barat lainnya, Vasco da Gama dengan segera mengklaim Calicut sebagai wilayah dagangnya dan timbullah pertentangan dengan para pedagang Arab. Akhirnya, Vasco da Gama memerintahkan pasukannya untuk membunuh massal para pedagang Arab yang berjumlah 800 orang tersebut. Calicut kini telah beralih nama menjadi Kozhikode.

6. 8 Mei 1621, 14.000 orang di pulau Banda, Maluku dibantai Kristen Belanda. Contoh kongkrit bisa dilacak lewat bukti lembaran sejarah pembantaian bangsa Banda pada tanggal 8 Mei 1621, yang menelan hampir seluruh jumlah penduduk pulau Banda sebanyak 14.000 orang. Penduduk asli Banda tiada tersisa (Willard A. Hanna; Indonesian Banda Colonialism and its aftermath in the nutmeg island).

7. Tahun 1808-1811. Untuk memperkuat pertahanan di Pulau Jawa, Gubernur Jendral Herman William Daendels memerintahkan pembuatan jalan raya
dengan kerja paksa (kerja rodi). Jalan itu sangat panjang, 1000 km terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Si Kristen bengis Daendels MEMAKSA rakyat Indonesia untuk mengerjakan pembuatan jalan raya tersebut tanpa diberi upah. Ribuan rakyat Indonesia mati menjadi korban dalam pembuatan jalan
tersebut.

8. Tanggal 4 Maret tahun 1823, pasukan Yunani dalam era peperangan melawan tentara Imperium Ottoman, melakukan pembunuhan massal terhadap 12 ribu muslim di kota Tripolitza. Tentara Yunani dalam pertempuran itu mendapatkan dukungan dari beberapa negara Eropa.

9. Pada tahun 1830, Van Der Cappelen digantikan oleh Van Den Bosch sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda. Ia diberi tugas untuk mengisi kas keuangan Belanda yang kosong. Setelah memeras otak beberapa lama, Van Den Bosch menemukan suatu cara. Ia memberlakukan kebijakan Cultur Stelsel atau Tanam Paksa. Tanam paksa menimbulkan penderitaan rakyat yang amat menyedihkan. Beban rakyat semakin berat. Hasil pertanian pun semakin turun. Rakyat
mengalami kelaparan. Banyak rakyat Indonesia yang mati kelaparan, gara-gara penindasan Kristen biadab. Sebaliknya, sistem tanam paksa ini menguntungkan Kristen Belanda. Kas negara Belanda yang tadinya kosong, kini terisi kembali. Hasil tanam paksa diangkut seluruhnya ke Belanda. Kemudian, hasil tersebut digunakan untuk membangun negeri Belanda.

10. 10 November 1945, kekejaman penjajah Inggris di Surabaya.Pada bulan November 1945 terjadi perang yang amat sengit antara tentara Inggris dengan pasukan Indonesia yang mempertahankan pelabuhan dan kota Surabaya. Sekitar dua minggu pasukan Indonesia yang sebagian besar hanya bersenjatakan senapan dan bambu runcing melawan tentara Inggeris yang bersenjata lengkap dan modern dengan dibantu kapal-kapal altileri, angkatan udara dan tank-tank. Peristiwa pemboman atas kota Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang dilakukan oleh Angkatan Perang Kerajaan Inggris, di mana diperkirakan telah jatuh korban sekitar 30.000 orang Indonesia tewas (beberapa pihak menyebutkan "hanya" 12.000 korban tewas), yang banyak diantara korbannya adalah para orangtua, wanita dan anak-anak ... adalah Crimes against humanity!

Pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, ibukota propinsi Jawa Timur Indonesia, dengan dalih: kematian Brigjen Mallaby, rakyat dan pemuda menghalangi perlucutan tentara Jepang oleh Sekutu, rakyat dan pemuda tidak mau menyerahkan tawanan Jepang dan senjatanya kepada Sekutu, pada tanggal 10 Nopember 1945 kota Surabaya dibombardir oleh kapal-kapal Sekutu dari laut dan pesawat-pesawat tempur mereka dari udara.Ribuan rumah di kota Surabaya hancur dan ribuan mayat bergelimpangan di mana-mana, berhari-hari Sekutu melakukan serangan tersebut dengan kejam tanpa pertimbangan perikemanusiaan sama sekali. Tujuan mereka supaya rakyat dan pemuda minta ampun dan menyerah kepada Sekutu (;Kristen Inggris).

Tetapi rakyat dan pemuda Surabaya dan satuan-satuan bersenjata lainnya yang pantang menyerah dan pantang minta ampun, makin menguatkan tekad dan semangat untuk meneruskan perlawanan bersenjata terhadap siapa saja yang akan memaksakan kembalinya penjajahan di Indonesia.

Perlawanan yang gagah berani, pantang menyerah dan dengan semangat berkobar-kobar dari kaum patriot Indonesia untuk membela tanah airnya melawan agresor di Surabaya itu membangkitkan semangat perlawanan patriot Indonesia lainnya di seluruh Indonesia.Atas dasar ideologi dan semangat rakyat dan pemuda Surabaya yang pantang menyerah itulah maka tanggal 10 Nopember dijadikan "Hari Pahlawan" di Indonesia.

Dalam pertempuran Surabaya melawan pasukan Inggris pada bulan November 1945 ini, tidak sedikit peranan pemuda-pemuda Tionghoa dan Arab yang
ikut berjuang, bahu membahu melawan penyerbuan Kristen Inggris. Berkenaan dengan pertempuran Surabaya, pada tanggal 12 November 1945, Bung Karno mengucapkan pidato antara lain :
"Ratusan orang Tionghoa dan Arab yang tidak bersalah dan suka damai, yang datang di negeri ini untuk berdagang, terbunuh dan luka-luka berat. Kurban di pihak Indonesia lebih banyak lagi. Saya protes keras terhadap pemakaian senjata modern, yang ditujukan kepada penduduk kota yang tidak sanggup mempertahankan diri untuk melawan".

Thomas Emlyn (1663-1741) lahir di Dublin Irlandia dan lulusan Cambridge University telah mengarang buku berjudul: “An Humble Inquiry Into The Scripture Account Of Jesus Christ”.
Dalam buku itu Emlyn telah menafsirkan Bible mengenai Yesus Kristus dengan menempatkannya dalam kedudukan sebagai Mediator (perantara) di antara manusia dengan Tuhan. Lalu secara halus Emlyn memisahkan Yesus itu dari Kedudukan Tuhan, dan akhirnya menghapuskan ide tentang Trinitas. Karena pendapatnya itu Emlyn dipenjarakan. Beliau dituduh: “menulis dan menerbitkan suatu Bible bersifat hina dengan skandal dan mengumumkan bahwa Yesus Kristus bukan Tuhan Maha Agung”. (He is writing and publishing an infamous and scandalous bible declaring that Jesus Christ is not the Supreme God). Tetapi banyak pengagum Emlyn kemudian menyebutnya sebagai: “The Galaxy of Saints” (Bimasaktinya para Santo) demikian kata A.Wallace dalam bukunya yang berjudul: “Anti Trinitarian Biographies”.

Berdasarkan kisah bible, kesejahteraan apa yang dibawa Jesus kepada bani Israel, ummat yang kepada mereka dirinya diutus?  Fakta: Hanya dua generasi (40 tahun) setelah christianity diajarkan di Judea, tahun 66-70 AD bani Israel dihancurkan Romawi, synagog agung dibumi ratakan, penduduknya dibunuh, diperbudak, diasingkan atau terpaksa meninggalkan tanah Judea.
"It is estimated that as many as one million Jews died in the Great Revolt against Rome. When people today speak of the almost two-thousand-year span of Jewish homelessness and exile, they are dating it from the failure of the revolt and the destruction of the Temple." jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/revolt.html

Tidak ada bukti kuasa Yesus yang katanya Raja di bumi n di sorga dalam catatan sejarah nyata...
Yesus meninggalkan Jerusalem tetap dalam keadaan terhina dijajah pasukan roma  hingga 6 abad kemudian tepatnya pada tahun 637m (3 tahun sepeninggal Rasulullah) ketika 45.000 pasukan muslim dibawah pimpinan panglima Khalid ibn Waleed menghancurkan kesombongan dua ratus ribuan lebih pasukan kristen romawi pada perang yarmuk hingga akhirnya khalifah Umar ibn Khatab menaklukan Jerusalem tanpa pembantaian masal seperti ketika pasukan roma dan pasukan persia dan pasukan salib menaklukan Jerusalem.
Sementara yesus dan paulus justru tewas oleh pasukan roma yang nota bene adalah cikal bakal katolik roma yang berpusat di vatikan itu.

Menurut pimpinan tertinggi umat Kristen Katolik sedunia Paus Benediktus XVI, seluruh penanggalan Kristen berdasarkan pada perhitungan yang salah.
Dan tanggal kelahiran Yesus yang dipercayai selama ini juga keliru, katanya dalam buku yang baru diterbitkannya.
“Kesalahan” itu dilakukan oleh seorang rahib abad ke-6 Masehi bernama Dionysius Exiguus atau juga dikenal sebagai 'Dennis the Small', kata Paus Benediktus XVI dalam buku “Yesus of Nazareth: The Infancy Narratives” yang dirilis hari Rabu (21/11/2012).
“Perhitungan awal dari kalender kita –berdasarkan pada kelahiran Yesus– dibuat oleh Dionysius Exiguus, yang membuat kesalahan dalam perhitungannya sebanyak beberapa tahun,” tulis Paus, yang mencetak perdana bukunya sebanyak 1 juta eksemplar untuk dijual ke seluruh dunia.
“Tanggal lahir Yesus yang sebenarnya lebih awal beberapa tahun,” tulisnya dibuku itu, sebagaimana dikutip The Telegraph.

Pengakuan kesalahan secara resmi juga pernah dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1992 karena keputusan gereja katolik roma yang sudah menjatuhkan hukuman terhadap Galileo Galilei pada tahun 1632, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.
Untuk menyadari kebodohanya karena telah menjatuhi hukuman terhadap seorang ilmuwan gereja katholik roma membutuhkan waktu selama 3.5 abad, dan 20 abad adalah waktu yang diperlukan gereja katholik roma untuk menyadari tentang kekeliruanya mengenai penanggalan kelahiran Yesus ini...!?.

Blak-blakan, Paus Benedictus XVI asal Jerman yang memiliki nama asli Joseph Aloisius Ratzinger ini menuding bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini Tuhan sepertinya sedang tertidur dan membiarkan dirinya ternoda oleh berbagai skandal, termasuk pelecehan seksual pada anak-anak. Paus juga menyebut Tuhan membiarkan dirinya tercoreng saat pelayan pribadinya, Paolo Gabriel mencuri dokumen rahasia dan penting menguak kebobrokan Takhta Suci.
"There were times when it seemed the Lord was sleeping,”
ujarnya seperti dikutip the Daily Mail. (Ada saat-saat ketika tampaknya Tuhan sedang tidur).
rupanya paus benedict paham sekali kandungan alkitab yang menyebutkan bahwa tuhan memang pernah tidur:
"Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur;" mazmur 78:65

Kepalsuan Amanat Agung
Berikut adalah ayat dari kitab matius pasal 28 : 15-20
15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi SAMPAI SEKARANG INI.
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Bisa dilihat bahwa ada kejanggalan ayat sesudah ayat ke 15 dari kitab matius 28, sebenarnya Kitab Matius berakhir pada 28:15 yang berbunyi:
“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi SAMPAI SEKARANG INI.”
Kalimat  “cerita ini tersiar di antara orang Yahudi SAMPAI SEKARANG INI.”  menunjukkan dan merupakan penutup Kitab Matius yang menjadi cerita yang sudah lama terjadi. Tapi karena Gereja ingin menambah doktrinnya, mereka tanpa malu malu menambah ayat-ayat palsu yang termuat dalam Matius 28:16-20 tersebut, walaupun terasa janggal bagi pembacanya.

Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, mengatakan sebagai berikut:
 “This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition”
“Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.”

Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist… reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus.”
“Perintah utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil… memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.”

Berdasar kepada khabar burung..
kepercayaan penulisan Alkitab berdasarkan atas inspirasi dari Roh Kudus ini dibantah sendiri oleh penulis Injil Lukas yang berbunyi:
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh MEREKA, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.” (Lukas 1:1-4)
Pada ayat ini disebutkan, Lukas menulis kitab ini berdasarkan atas cerita yang telah didengarnya dari MEREKA (orang lain), bukan berdasarkan atas inspirasi dari Roh Kudus.

Kepalsuan Bible..
Bible banyak sekali dipalsukan. Bible katolik tidak sama dengan Bible protestan. Tapi keduanya mengaku bahwa biblenya yang asli dari Yesus. padahal sejarah mencatat bahwa kristen protestan berdiri dan memisahkan diri dari gereja katolik pada tahun 1517 yang dipimpin oleh Martin Luther. Bible katolik terdiri 72 kitab sedangkan bible protestan terdiri hanya 66 kitab saja. Maka anggapan bahwa Bible tidak pernah dipalsukan, akan terbantah dengan fakta ini.
Baik bible katolik maupun bible protestan, masing-masing mengandung kitab Ester. Tetapi kitab Ester antara katolik dan protestan sangat jauh berbeda. Kitab Ester milik protestan hanya sampai pasal 10, sedangkan kitab Ester milik katolik sampai dengan pasal 16. Sama-sama kitab Ester tapi antara katolik dan protestan berselisih total 6 pasal atau 91 ayat. Jelas bibel telah dipalsukan! Itu faktanya. Ada 7 kitab yang tidak terdapat dalam bible protestan yaitu ; kitab Yudith, kitab Tobit,
kitab Makabe I, kitab Makabe II, kitab Kebijaksanaan, kitab Putra Sirakh, kitab Baruch.
Baik bible katolik maupun bible protestan, masing-masing mengandung kitab Daniel. Tetapi kitab Daniel antara katolik dan protestan sangat jauh berbeda. Kitab Daniel milik protestan hanya sampai pasal 12, sedangkan kitab Daniel milik katolik sampai dengan pasal 14. Sama-sama kitab Daniel tapi antara katolik dan protestan berselisih total 2 pasal atau 166 ayat. Daniel pasal 3 milik protestan hanya 30 ayat, sedang Daniel pasal 3 milik katolik mengandung 90 ayat. Jelas bibel telah dipalsukan! Itu faktanya.

The Dead Sea Scroll
Naskah Laut Mati yang ditemukan tahun 1947 di tulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus yang di sembah.
Reverend Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:
“Few believing Christians yet realize (for few scholar are yet adminitting) how many important doctrines are doe to be change radically, and how many others should eventually be eliminated when the Scroll are properly recognized and evaluated in relation to the New Testament. The very vulnerable doctrine of the Holly Spirit will have to go, as we shall see, and will take with it inevitably the doctrine of the Trinity, which was never in the Bible anyway”.
"Hanya sedikit pemeluk agama Kristen yang hingga saat ini menyadari (sebagaimana hanya sedikit para ilmuwan yang hingga saat ini mau mengakui), betapa banyak ajaran dasar agama Kristen yang harus dirubah secara radikal dan beberapa banyak lainnya yang harus di singkirkan (dari Alkitab) bila Naskah (Laut mati) diakui dan dipelajari dengan benar dalam hubungannya dengan Kitab Perjanjian Baru.
Ajaran yang paling lemah dan harus di singkirkan adalah tentang Roh Kudus, sebagaimana yang terlihat (dalam Naskah Laut Mati), dan tanpa bisa dihindari, ajaran tentang Trinitas harus pula ikut tersingkir, karena sama sekali tidak pernah diajarkan dalam Alkitab"

Pendapat theolog kristen tentang bible...
-Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama”, tahun 1963, halaman 12 dan 13, berkata sebagai berikut:
“Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin.” 
-Drs. M. E. Duyverman dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru”, tahun 1966, halaman 24 dan 25, berkata sebagai berikut:
“Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar diantara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja.” 
-Dr. A. Powel Davies dalam bukunya “The meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library” tahun 1961 , p. 106, berkata:
“Tiga Injil pertama, yaitu Injil Synoptik, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Johannes, menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Johannes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Johannes pasti salah.”
-Prof. E.P. Sanders dalam bukunya The Historical Figure of Jesus halaman 63-64:
“We do not know who wrote the gospels…. Present evidence indicates that the gospels remained unfitted until the second half of the second century. I have summarized this evidence elsewhere…The gospels as we have them were quoted in the first half of the second century, but always anonimously. . Names suddenly appear about the year 180.”
(Kita tidak tahu siapa yang menulis Injil-injil….. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa Injil-injil tetap tidak memiliki nama sampai pada tahun 150an. Saya telah memeriksa bukti-buktinya di mana-mana. Injil-injil sebagaimana yang kita miliki telah dikutip sebelum tahun 150an, tetapi tanpa nama… Nama-nama penulis tiba-tiba muncul sekitar tahun 180)

Matilda Joslyn Gage
The careful student of history will discover that Christianity has been of very little value in advancing civilization, but has done a great deal toward retarding it.
"Siswa sejarah yg cermat akan mengetahui klo Kristen itu telah memberikan arti yg sangat kecil dalam memajukan peradaban, tetapi telah melakukan banyak hal dalam menghambatnya".
(Matilda Joslyn Gage, Aktivis HAM USA).
http://www.azquotes.com/quote/529742

William Montgomery Watt (1909-2006) 
merupakan pakar studi keislaman dari Inggris dan salah satu orientalis dan sejarawan yang berasal dari Barat. Dia juga merupakan guru besar studi Arab dan Islam di Universitas Edinburgh. Dalam bukunya yang berjudul “Islamic Revelation in the Modern World” mengatakan bahwa: “Saya menganggap mereka – kaum Muslim – sebagai pencerah peradaban yang melahirkan kesuksesan besar bagi bangsa Eropa. Setiap orang yang ada di bumi ini berhutang budi kepada kaum Muslim karena jasa besar mereka sebagai penyiar peradaban agung nan luhur.” Dia juga mengatakan, “Kemajuan Eropa di bidang perindustrian, teknologi, serta kebangkitan pemikiran keilmuan di berbagai disiplin di Eropa semua itu tidak lepas dari pengaruh Islam. Bahkan, berkat pengaruh agama ini bangsa Eropa mengalami kemajuan pesat, namun mereka justru berusaha mengubur peran Islam dan menafikan jasa besar agama ini dan peradabannya. Mereka sengaja mengagungkan peradaban Romawi dan Yunani untuk meminggirkan peradaban Islam dan jasa-jasa kaum Muslim.”

Thomas Alva Edison
 "Alkitab adalah Buatan Manusia".
http://www.azquotes.com/quote/449512

Abraham Lincoln, Presiden Amerika ke-16
"Alkitab bukan Kitabku & Kristen bukan agamaku. Saya tidak akan pernah bisa memberi persetujuan pada pernyataan2 ruwet yg panjang dari dogma Kristen". 
http://www.azquotes.com/quote/374400

Messiah
- Pakar Yahudi Max I Dimont dalam buku Jews, God and History mengatakan:
“The word ‘Messiah’  come from the Hebrew word ‘Mashiah’ meaning ‘one who is anointed,’ that is a messiah.”
(Kata ‘Messiah/Mesias’ berasal dari bahasa Ibrani “Mashiah’ yang berarti ’seseorang yang dilantik’ sebagai Mesias).
Gelar Mesias diberikan kepada seorang penguasa dan/atau pemimpin agama dan panglima perang yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan dan perbudakan.
- Edward Gibbon dalam bukunya The Decline and Fall of Roman Empire halaman 265 menjelaskan:
“Messiah… of the Jews had been more frequently represented under the character of a king and conqueror…”
(Mesias… bagi orang Yahudi lebih banyak diharapkan akan hadir sebagai raja dan penakluk…)
- Michael Baigent, Richard Leigh dan Henry Lincoln dalam bukunya The Messianic Legacy menerangkan:
“The Messiah whom Jesus’ contemporaries awaited was… the specially Judaic equivalent of the sacred priest-king.”
(Mesias yang dinanti-nantikan para pengikut Yesus (nabi Isa) adalah kepala pemerintahan sekaligus pemimpin agama sesuai dengan ajaran bangsa Yahudi).

Konsili Nicea adalah konsili yang dia prakarsai oleh kaisar Constantin yang mengundang 1800 utusan dari gereja-gereja Barat dan Timur. Mereka yang hadir terdiri atas, 1000 orang yang berasal dari Gereja Timur dan 800 dari Gereja Barat.
Namun mayoritas undangan mempunyai pandangan yang sama dengan Arius, yakni meyakini Yesus adalah seorang nabi, manusia biasa. Akhirnya Konstantin mengusir keluar 1482 uskup dan tersisa 318 uskup yang boleh mengikuti persidangan. Dan dari 318 uskup tersebut hanya 2 orang pengikut Arius.

Ayat ayat kosong Bible..
1. MATIUS 17 AYAT 21
Dalam Alkitab kuno, pada matius 17, setelah ayat 20 langsung meloncat ke ayat 22. Ayat 21 kosong. kemanakah ayat tersebut?? Silahkan cek,
http://alkitab.mobi/tb/Mat/17/21
Dan ayat ini dinyatakan palsu oleh pakar bible dari katolik. ( Perjanjian Baru Arnoldus ende halaman 53).
2. Matius 18 ayat 11
Dalam Alkitab kuno, pada matius 18, setelah ayat 10 langsung meloncat ke ayat 12. Ayat 11 kosong. kemanakah ayat tersebut?? Silahkan cek,
http://alkitab.mobi/tb/Mat/18/11
Nah, ilang kemana tu ayat 11? dalam bible modern ayat 11 muncul, ini bunyinya,
Apa komentar pakar bible katolik tentang penyusupan ayat ini? "Ayat ini tidak asli". (Perjanjian Baru Arnoldus ende halaman 55).

Pengaruh yunani dalam kristen
Sering orang bertanya, mengapa Yesus dipandang sebagai tuhan Juru Selamat Penebus Dosa. Pertanyaan serupa ini diajukan oleh orang awam yang tidak mengetahui latar belakang sejarahnya. Bila dihubungkan dengan Yunani dalam sejarahnya, maka terdapat hubungan erat, dan tidak terpisahkan. Bahwa Yunani yang konon menjadi istana dewa dewi kayangan, telah menjadi isnpirasi tersendiri dalam pengembangan agama Kristen.
Dr. Davies telah mengatakan: Yang tidak diketahui umum, tetapi diketahui para Sarjana ialah bahwa banyak tuhan tuhan kafir pada zaman Yesus dan sesudahnya mana terdapat tuntutan tuntutan yang sama dan dalam nama nama siapa dikhotbahkan doktrin doktrin yang sangat serupa. Mithra adalah Juru Selamat umat manusia; demikian pula Tammuz, Adonis dan Osiris (Edward Carpenter, Heiden en Christendom, hal. 122.)
Dr. Daviies adalah seorang sarjana Kristen, yang lantang berpendapat, bahwa banyak persamaan antara Tammuz, Adonis dan Osiris dengan tebar pesona yang ada dalam agama Kristen. Suatu pendapat yang didukung penelitiannya selama bertahun tahun.

Yesus mati telanjang bulat
William Hendriksen - Ini (“KHITONA”) adalah pakaian yang dipakai persis setelah kulit (menempel pada kulit dari si pemakai).
Apa arti semuanya ini? Artinya adalah pada saat Yesus disalibkan, para prajurit itu mengambil pakaian (luar)-Nya lalu membaginya menjadi 4 bagian dan mereka mengambil juga pakaian dalam-Nya. Jikalau pakaian luar dan pakaian dalam diambil semua oleh para prajurit itu, maka yesus pasti mati dalam keadaan telanjang bulat.

Ketika situs kristen melakukan pembenaran untuk kebohongan Natal dengan tidak malu malu lagi mencatut nama Nabi Isa As padahal Nabi Isa As tidak pernah mati terkutuk seperti yesus...
Kata ”Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya ”lahir”. Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Isa Al-Masih. Baik Injil maupun Al-Quran tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Isa Al-Masih lahir. Injil juga tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk merayakan Natal.  Walaupun demikian, kenyataanya mereka selalu merayakan Natal setiap 25 Desember.
Pada setiap 25 Desember ada perayaan hari kelahiran Dewa Matahari di Roma. Tanggal ini juga merupakan penutup festival Saturnalia (17-24 Desember) di mana matahari mulai kembali menampakkan sinarnya dengan kuat pada akhir salju. Perayaan tersebut tidak hanya dirayakan oleh orang-orang kafir saja tetapi juga oleh orang-orang Kristen keturunan yang belum bertobat.
Kenyataan ini mendorong para pemimpin gereja kala itu mengalihkan penyembahan Dewa Matahari, menjadi perayaan “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Perayaan “Matahari Kebenaran” ini sekarang dikenal dengan sebutan “Natal.”  Sejak tahun 336, secara resmi, perayaan Natal dilakukan setiap tanggal 25 Desember.  Ketentuan ini diresmikan oleh Kaisar Konstantin yang kala itu menjadi lambang Raja Kristen.
Natal kemudian dirayakan di Anthiokia, Syria pada Tahun 375, Konstantinopel, Turki tahun 380, dan Aleksandria, Mesir (tahun 430).  Kemudian menyebar ke tempat-tempat lain termasuk Indonesia.
(kisah pengadopsian perayaan natal dari kebudayaan pagan tersebut dan termasuk pencatutan nama Nabi Isa As merupakan trik licik kristen dalam rangka kristenisasi walaupun dengan cara pembohongan publik)
Sumber : www.isadanislam.com

The First Christmas
The first recorded date of Christmas being celebrated on December 25th was in 336, during the time of the Roman Emperor Constantine (he was the first Christian Roman Emperor). A few years later, Pope Julius I officially declared that the birth of Jesus would be celebrated on the 25th December.
www.whychristmas.com/customs/25th.shtml

Kekejaman Raja Anthiokus
"Pada tanggal lima belas bulan Kislew dalam tahun seratus empat puluh lima maka raja menegakkan kekejian yang membinasakan di atas mezbah korban bakaran. Dan mereka mendirikan juga perkorbanan di segala kota di seluruh Yehuda.
Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar korban.
Kitab-kitab Taurat yang ditemukan disobek-sobek dan dibakar habis.
Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat maka dihukum mati oleh pengadilan raja."
1 makabe 1;54-57

 The Fourth Crusade
"The crusaders spared no one: They raped and massacred thousands, plundered churches, and torched the lavish city. A prostitute danced on the altar of the ravaged Hagia Sophia. And by 1204, barbarism masquerading as piety had shattered one of the great civilizations of history. Here, on the eight hundredth anniversary of the sack, is the extraordinary story of this epic catastrophe, told for the first time outside of academia by Jonathan Phillips, a leading expert on the crusades."
Jonathan Philipes
The Fourth Crusade and The Sack of Constantinople

Arabic Bible
the oldest Arabic Bible or New Testament in existence was discovered in the 19th century at Saint Catherine's Monastery. The manuscript called Mt. Sinai Arabic Codex 151, was created in AD 867 in Damascus by someone named Bishr Ibn Al Sirri. Although it is a large, bound book, it only contains the Book of Acts and the Epistles, translated from Aramaic (Syriac). It includes the biblical text, marginal comments, lectionary notes, and glosses.  https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bible_translations_into_Arabic

Pelecehan kitab yahudi talmud terhadap Yesus
"Dia yang merupakan anak keturunan Gubernur dan Pangeran memainkan Pelacur dengan tukang kayu." Sanhedrin 106a
Di catatan kaki #2 Shabbath 104b dalam teks “uncencored” dikatakan bahwa “Miriam penata rambut, berhubungan seks dengan banyak lelaki”.

"Yesus adalah sang Penyihir." Sanhedrin 43a
"Yesus sedang direbus dalam Kotoran Panas" Gittin 57a
"Yesus layak dieksekusi" Sanhedrin 43a :
"Yahudi harus menghancurkan buku Kristen termasuk Perjanjian Baru." Shabbath 116a (p. 569)
 Catatan kaki #6. Israel Shahak melaporkan bahwa Zionis membakar ratusan buku Perjanjian Baru dalam pendudukan Paestina tanggal 23 Maret 1980 (cf. Jewish History, Jewish Religion, p. 21).

PGI dan Ahok mendukung pelacuran
Lokalisasi prostitusi yang digagas Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat respons positif dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI).
news.detik.com/berita/2452396/beda-dengan-mui
-persatuan-gereja-indonesia-dukung-lokalisasi-pelacuran/1

Video Mp4 WTC Newyork Attack
https://sites.google.com/site/conspirattack/911conspiration.mp4

Video BeeGees 911 Attack is a lie
https://sites.google.com/site/conspirattack/911-is-a-lie.3gp

Umar enter Jerusalem

Zionist penjajah